Apa Itu Dislokasi Rahang?
Dislokasi rahang adalah kondisi ketika tulang rahang bawah bergeser atau terlepas dari sendi rahang. Kondisi ini dapat terjadi karena cedera akibat kecelakaan, atau aktivitas yang membuat seseorang membuka mulut dengan lebar dan kuat, misalnya menguap,tertawa atau menjalani perawatan gigi.
Sendi rahang atau temporomandibular joint (TMJ) adalah sendi yang menghubungkan tulang rahang dengan tulang tengkorak. Sendi yang terdapat di kedua sisi rahang ini berfungsi untuk membuka dan menutup rahang, seperti ketika mengunyah makanan.
Dislokasi rahang terjadi ketika tulang rahang bawah bergeser dari salah satu atau kedua sendi rahang. Kondisi ini mengakibatkan sakit di rahang dan kesulitan untuk berbicara atau makan.
Dislokasi rahang, atau yang disebut juga dislokasi temporomandibular joint (TMJ), tidak bisa ditangani secara mandiri. Oleh karena itu, penderitanya perlu segera ke dokter untuk mendapatkan penanganan.
Berbagai Penyebab Dislokasi Rahang
Dislokasi rahang terjadi ketika posisi tulang rahang bawah bergeser dari kaitannya dengan rahang atas. Tulang yang bergeser itu bisa dikembalikan ke posisi semula. Namun, kondisi ini tetap dapat menimbulkan rasa nyeri dan menyulitkan saat tidur dan makan.
Penyebab dislokasi rahang umumnya adalah trauma fisik di bagian wajah. Misalnya, wajah dipukul dengan keras, cedera saat berolahraga, kecelakaan, dan jatuh. Pada beberapa kasus, seperti yang dialami oleh pria yang diceritakan tadi, dislokasi rahang juga bisa terjadi akibat membuka mulut terlalu lebar, seperti saat tertawa atau menguap.
Tertawa atau menguap terlalu lebar dapat membuat tulang rahang bergeser dan menyebabkan dislokasi rahang. Selain itu, kondisi ini bisa terjadi ketika menggigit sesuatu yang berukuran besar, muntah, atau saat melakukan pemeriksaan di dokter gigi. Oleh karena itu, sebaiknya kamu lebih berhati-hati ketika membuka mulut, terutama saat tertawa atau menguap.
Dislokasi rahang dapat menimbulkan berbagai gejala, seperti:
- Nyeri di bagian rahang atau wajah.
- Posisi rahang bawah tidak sejajar dengan rahang atas.
- Rahang sulit digerakkan.
- Tidak bisa menutup mulut.
- Sulit bicara.
Jika kamu mengalami berbagai gejala tersebut setelah tertawa atau menguap terlalu lebar, segera datangi unit gawat darurat rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan.
Penaganan Untuk Dislokasi Rahang
Jika diduga mengalami dislokasi rahang, jangan pernah mencoba mengembalikan susunan rahang sendiri, karena dapat berbahaya dan justru memperparah kondisi. Sebaiknya segera memeriksakan diri jika tidak yakin apakah gejala yang dirasakan merupakan gejala dari dislokasi rahang.
Ketika rahang sudah mulai terasa nyeri saat disentuh, atau mengalami kesulitan membuka dan menutup mulut, segera datang ke rumah sakit terdekat. Untuk memastikan diagnosis dislokasi rahang, dokter akan melakukan pemeriksaan rontgen untuk melihat kondisi rahang.
Lalu, dokter akan mengembalikan posisi rahang ke semula secara manual. Prosedur ini disebut dengan istilah reduksi manual. Berikut tahapannya:
- Dokter akan menempatkan kedua ibu jari di gigi geraham bawah, sebelah kiri dan kanan.
- Lalu, keempat jari lainnya ditempatkan di rahang bagian luar.
- Kemudian, dengan genggaman yang kuat, dokter akan menekan dan mendorong tulang rahang bawah untuk kembali ke posisi semula.
Setelah rahang sudah kembali ke posisi semula, dokter akan membalut rahang dan kepala dengan kain kasa. Tujuannya untuk menjaga rahang tidak kembali bergeser, selama masa penyembuhan. Balutan kasa biasanya harus digunakan selama beberapa hari.
Selama proses penyembuhan, dokter juga akan menyarankan untuk tidak menguap atau membuka rahang terlalu besar. Hal ini untuk mencegah kondisi menjadi bertambah parah.
Pada kondisi dislokasi rahang yang parah, operasi mungkin jadi jalan satu-satunya untuk mengembalikan posisi rahang ke tempat semestinya. Operasi dilakukan untuk mengurangi ukuran otot di sekitar rahang, agar sendi rahang mengencang dan mencegah terjadinya dislokasi di lain waktu.
Kesimpulan :
Pencegahan Dislokasi Rahang
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya dislokasi rahang, yaitu:
- Mengenakan alat pelindung diri ketika berolahraga atau berkendara
- Menjalani pengobatan dan kontrol rutin jika menderita penyakit yang bisa menyebabkan kejang
- Mengenakan mouth guard atau alat pelindung gigi jika menderita bruxism
- Tidak membuka mulut terlalu lebar dan lama
- Menghindari konsumsi makanan yang berukuran besar secara sekaligus, seperti burger dengan lapisan yang tebal